Jumat, 21 Agustus 2020

Mengenal Tipologi Belajar Siswa

 

A.           Pengertian Tipologi Belajar

Tipologi mengandung dua kata yakni “Tipo” dan “Logi”, yang berasal dari “Tipe” dan “Logos”, Tipe adalah Gaya atau Model, sedangkan Logos adalah Ilmu. Jadi kalau kata “tipe” digabungkan dengan kata “logi” secara bahsa berarti Ilmu yang mempelajari tentang tipe. Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tipe belajar siswa yang artinya cara-cara yang digunakan oleh siswa untuk mempermudah proses belajarnya sehingga dia merasa mudah menerima dan mengolah informasi.[1]

Tipologi belajar siswa yang artinya cara bagaimana yang paling cepat dan mudah bagi seorang siswa menyerap, memahami dan mengolah informasi yang diberikan kepadanya. Adapun yang dikemukakan oleh M.Joko Susilo Tipe belajar adalah suatu proses gerak laku, penghayatan, serta kecenderungan seseorang pelajar mempelajari atau memperoleh sesuatu ilmu dengan cara yang tersendiri. Pembudayaan ini melibatkan aspek penggunaan ruang atau lokasi, kemudahan, pencahayaan dan persekitaran. Dalam bab lain juga mengemukakan “Tipe belajar cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut”.[2]

Tipologi belajar disini sangat mempengaruhi dan menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa. Tanpa tipologi belajar yang baik mustahil akan memperoleh prestasi yang baik, bahkan siswa akan menghadapai kesulitan-kesulitan dalam belajar itu, didalam belajar hendaknya mengetahui tipologi belajar apa yang dimilikinya, dengan mengetahui tipologi belajar tersebut maka siswa akan mudah memahami serta menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru.

Dari .beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa inti dari tipe belajar adalah untuk mendapatkan kemudahan dan kesenangan dalam memahami pelajaran, kita harus belajar sesuai dengan tipe kita masing-masing. Proses sikap dan gerak laku yang mudah dan menyenangkan tersebut tidaklah sama untuksetia individu. Boleh jadi suatu proses sangat mudah dan menyenangkan bagi seseorang tetapi belum tentu mudah dan menyenangkan bagi orang lain. Jadi, seorang peserta didik akan menggunakan cara-cara tertentu untuk membantunya menangkap dan mengerti suatu pelajaran. Kita harus bisa memperhatikan bagaimana tipe belajar tersebut supaya kita bisa lebih mudah mengerti materi pelajaran dan kita bisa mengembangkan potensi belajar kita dengan lebih optimal. Yang menjadi landasan untuk mengetahui tipe belajarkita sendiri adalah supaya kita bisa memahami dengan cepat dan optimal dalam suatu materi pelajaran. Dan juga bahwa tidak semua orang tahu bagaimana tipe belajar mereka sendiri. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tipe belajar tersebut berikut ini penulis  akan memaarkan macam-macam tipe belajar yang umum dimiliki oleh setiap orang.

 

B.            Macam-macam Tipologi Belajar

Tipe belajar itu sebenarnya banyak, dan bahkan tidak sedikit orang yang bisa belajar dengan semua tipe belajar tersebut. Bobbi De Porter dan Mike Hemacki dalam buku Quantum Learningnya membagi tipe belajar tersebut kepada 3 macam yaitu: [3]

1.      Visual, yaitu belajar dengan cara melihat.

2.      Auditorial, yaitu belajar dengan cara mendengar.

3.      Kinestetik, yaitu belajar dengan cara bergerak.

 

 

1.        Visual (Visual Learners)

Secara etimologi visual berarti “penglihatan” atau  “daya lihat”. Dari arti bahasa kita bisa memahami bahwa tipe belajar ini menggunakan penglihatannya untuk membantu belajarnya (visual learner). Adapun secara, seperti yang dijelaskan oleh Bobbi de Porter & Mike Hernacki anak didik yang memiliki tipe belajar visual lebih  senang belajar dengan cara melihat, mengikuti ilustrasi, membaca instruksi (bukan bacaan) dan mengingat informasi dengan asosiasi visual. Dan dijelaskan juga dalam buku M. Joko Susilo, tipe belajar visual adalah “tipe belajar yang merasa mudah untuk belajar bila dengan cara melihat atau  membaca bahan pelajaran”. Definisi ini dia perjelas lagi dalam baba yang berbeda bahwa orang visual “harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya”. Sedangkan dalam bukunya Hamzah B. Uno, tipe belajar Visual adalah “ harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bias mempercayainya”.

Dari beberapa definisi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa siswa yang mempunyai tipe belajar akan mudah dan senang dalam memahami/menyerap informasi apabila disajikan dalam bentuk visual, karena penglihatan dan pengamatan merupakan cara yang utama bagi mereka untuk mengolah informasi yang ada di sekeliling mereka.

Ada beberapa karakteristik yang khas bagi siswa yang memyukai gaya belajar visual ini, yaitu:

a.         Kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahui atau memahaminya.

b.         Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna.

c.         Memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik

d.        Memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung.

e.         Terlalu reaktif terhadap suara

f.          Sulit mengikuti anjuran secara lisan.

g.         Sering kali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

 

 

2.        Auditori (Auditory Learners)

Asal kata dari “oditor” da “aural”, oditor bersifat pendengaran, sedangkan aural bersifat telinga. Adapun secara istilah tipe belajar auditorial menurut M. Joko Susilo adalah tipe belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Artinya anak didik yang memiliki tipe belajar auditorial lebih mudah memahami dan mengolah informasi dengan cara mendengarkan atau meminta orang lain untuk membacakan instruksi, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang  didiskusikan pada apa yang dilihat, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. Menurut Melvin L. Siberman tipe belajar auditorial  adala “mengandalkan mendengar untuk mengingat, selama pelajaran berlangsung, mereka mungkin banyak berbicara dan mudah teralihkan perhatiannya  oleh suara atau kebisingan”. Dan menurut Bobbi dePorter & Mike Hernacki juga mengatakan bahwa tipe belajar auditorial adalah belajar melalui apa yang mereka dengar. Sedangkan dalam bukunya Hamzah B. Uno mengatakan bahwa tipe belajar auditorial adalah belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingat pelajaran.

Dari definisi di atas sudah jelas bahwa kunci keberhasilan tipe belajar auditorial terletak pada pendengaran. Tipe belajar  ini sangat berbeda dengan tipe belajar visual yang mengandalkan penglihatan untuk mudah mengingat pelajaran.

Karateristik siswa yang memiliki gaya belajar ini adalah:

a.         Semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran.

b.         Memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung.

c.         Memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

 

 

 

3.        Kinestetik (Kinesthetic Learners)

Kinestetik asal kata dari “kinestesis” yang artinyaperasaan atau penghayatan pada otot-otot atau urat-urat daging dan tulang-tulang sendi.Sedangkan secara istilah seperti yang dijelaskan oleh Bobbi De Porter & Mike Hernacki tipe belajar kinestetik dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Dalam bab yang lain mereka menjelaskan lagi bahwa  “pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan, dan palingbaik menghafal informasi engan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Artinya anak didik yang memiliki tipe belajar kinestetik lebih senang  dan mudah mengikuti cara belajar yang berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, ia belajar dengan mulai mengerjakannya sendiri.

Dalam bukunya Melvin L. Siberman juga menjelaskan “tipe belajar Kinestetik adalah belajar terutama dengan terlibat  langsung dalam kegiatan. Mereka cenderung impulsif, semau gue, dan kurang sabar, selama pelajaran mereka mungkin saja gelisah bila tidak leluasabergerak dan mengerjakan sesuatu”. Sedangkan dalam bukunya Hamzah B. Uno menjelaskan  bahwa tipe belajar Kinestetik adalah belajarnya harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Kinestetik adalah tipe belajar yang ,mengakses segala jenis gerak dan emosi-ciptakan maupun diingat. Gerakan, koodinasi, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol di sini. Pengertian lebih sederhananya informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.

Dari beberapa definisi di atas sudah jelas bahwa keberhasilan belajarnya lebih banyak mementingkan gerakan-gerakan tubuh. Tipe belajar kinestik ini sudah sangat jelas berbeda dengan tipe belajar visual dan auditorial yang mengandalakan penglihatan dan pendengaran untuk memudahkan dalam belajarnya.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah:

a.         Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk saat belajar.

b.         Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak.

c.         Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif.

d.        Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.

e.         Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol, dan lambang.

f.          Menyukai praktik/percobaan.

g.         Menyukai permainan dan aktivitas fisik.[4]

 

C.    Metode-metode Pembelajaran

1)      Tipe belajar visual adalah :

a.       Belajar dengan menggunakan modul.

b.      Belajar dengan menggunakan media/alat peraga  dalam menyajikan materi, seperti buku/majalah, grafik, diagram, peta pemikiran, OHP, poster.[5]

c.       Menggunakan beragam bentuk grafis, perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, kartu bergambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang  bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.

d.      Meberikan kesempatan untuk mengobservasikan media/alat peraga saat menyajikan pelajaran.

e.       Membantunya untuk menuliskan hal-hal penting dalam materi yang dipelajarinya. Berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi, bergeraklah di antara segmen. Sebab, pelajar Visual selalu melihat bibir guru yang berbicara.

f.       Membagi salinan garis besar pelajaran, dan sisakan ruang kosong untuk catatan.

g.      Menciptakan simbol visual atau ikon yang mewakili konsep kunci.[6]

 

2)      Tipe belajar auditorial

Menurut Hamzah B. Uno adalah belajar dengan cara diskusi, tanya jawab, dan kerja kelompok.

a.       Menggunakan  tape  perekam, membaca informasi kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami.

b.      Melakukan reviu secara verbal dengan teman atau juga guru.[7]

Adapun metode yang cocok dengan tipe belajar auditorial menurut M. Joko Susilo yaitu;

a.    Diskusi dan tanya jawab.

b.    Menugaskan siswa auditorial melakukan  reviw  secara verbal dengan teman atau pelajar.

c.    Bacakan informasi, kemudian ringkas dalam bentuk lisan bila perlu direkam untuk kemudian didengarkan/dipahami dan atau dihapal.

d.   Perhatikan kondisi fisik sekitar, usahakan hindari kebisingan atau suara-suara yang mengganggu.[8]

Sedangkan menurut Bobbi DePorter & Mike Hemacki metode yang cocok unutk siswa Auditorial adalah;

a.       Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam presentasi.

b.      Tambahlah penjelasan dengan contoh, anekdot, analogi.

c.       Gunakan pengulangan meminta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan petunjuk.

 

 

3)      Tipe belajar kinestetik adalah:

a.       Metode demonstrasi, sosiodrama, dan karyawisata.

b.      Menggunakan berbagai model atau peraga, bermain sambil belajar.

c.       Secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar.

d.      Menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau memahami fakta.

e.       Penggunaan komputer.

f.       Menguji memori ingatannya dengan cara melihat langsung fakta di lapangan.

Menurut Adi W.Gunawan metode yang cocok untuk siswa Kinestetik adalah;

a.       Drama, yaitu mengubah bentuk materi  pembelajaran menjadi sebuah drama yang menjelaskan sebuah materi.

b.      Menciptakan sesuatu gerakan, bahasa tubuh atau mimik muka saat menjelaskan.

c.       Manipulasi atau permainan di kelas seperti menggunakan kartu yang berisi materi pelajaran yang saling berhubungan.[9]

 

D.    Kelebihan dan Kelemahan Tipologi Belajar

1.      Tipologi Visual

a.       Kelebihan

1)      Rapi dan teratur.

2)        Dapat mengingat detail warna dengan sangat baik, mampu membaca, mengeja, dan menghafal pelajaran dengan baik.

3)        Sangat baik dalam mengigat wajah seseorang, tetapi sering kali lupa dengan nama orang tersebut.

4)      Saat menghafal dan memahami suatu informasi, biasanya mereka memvisualisasikan gambar atau image dalam pikirannya, umumnya berpenampilan rapi dan baik.

5)      Ketika memecahkan masalah cara yang dilakukan oleh anak visual adalah dengan membaca informasi, serta membuat daftar mengenai masalah atau hambatan apa saja yang ia hadapi.

6)      Mempunyai sifat teleti dan detail ketika mengerjakan sesuatu.

7)      Biasanya tidak terganggu jika harus belajar di dalam keributan atau keramaian, anak tetap akan berkonsentrasi ketika harus belajar di tempat ramai.

8)      Tulisan tangan relative rapi dan bagus.

9)      Cenderung suka membaca.

b.      Kelemahan

1)      Susah belajar dalam suasana yang ramai, rebut dan banyak gangguan.

2)      Susah memahami penjelasan guru tanpa disertai dengan gambar atau grafik.

3)      Terganggu konsentrasinya saat melihat tampilan (baik penampilan seseorang atau tampilan suatu informasi) yang menurutnya tidak menarik atau justru jelek.

4)      Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai dalam memilih kata-kata.

5)      Mengingat dalam instruksi verbal.

6)      Kurang menyukai berbicara.

7)      Biasanya suka rmengingat suatu informasi yang diberikan secara lisan.[10]

 

2.      Tipologi Auditori

a.       Kelebihan

1)      Jika melakukan presentasi suatu hasil kerja dapat melakukannya dengan baik.

2)      Dapat dengan mudah menirukan perkataan orang lain dalam waktu yang singkat.

3)      Memiliki tata bahasa yang baik.

4)      Dengan mudah menghafal nama orang lain.

5)      Senang berbicara.

6)      Jika melakukan pembicaraan di depan banyak orang, dapat melakukan dengan mudah.

7)      Jika berbicara iramanya memiliki pola.

b.      Kelemahan

1)      Tidak membaca dengan baik (umumnya membaca dengan pelan).

2)      Susah mengingat sesuatu jika membacanya tanpa menggunakan suara.

3)      Susah untuk membuat karangan.

4)      Susah diam dalam waktunya cukup lama.

5)      Mudah terganggu dengan keributan.

 

3.      Tipologi Kinestetik

a.       Kelebihan

1)      Umumnya memiliki penampilan yang rapi.

2)      Lebih pintar dalam bidang olahraga.

3)      Suka dengan pekerjaan yang di lakukan dalam laboratorium.

4)      Kerjasama antara mata dan tangan sangat bagus.

b.      Kelemahan

1)      Mudah gelisah dan frustasi dalam mendengar sesuatu sambil duduk dalam waktu yang lama, sehingga membutuhkan sedikit istirahat.

2)      Kurang baik dalam melakukan pengejaan kata.

3)      Jika membaca menggunakan jari telunjuk.

4)      Kurang menguasai dalam bidang geografi, kecuali sudah berkali-kali datang ke tempat tersebut.



[1] J.P Caplin. Penerjemah Kartini Kartono. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006. Hl 521

[2] Ibid…. Hlm. 524

[3] Bobbi De Porter & Mike Hermacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan: Cet ke-21, ( Bandung:  Kaifa, 2005),  hal. 113

 

[4] Fajar Isnaeni Saputri, Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa, (Yogyakarta:  Universitas Negeri Yogyakarta)

[5] Adi W. Gunawan. Born To Be a Genius. (Jakarta: Grameida Pustaka Utama. 2003). hlm. 94

[6] Bobbi De Porter Hermacki Mike.Penerjemah Alwiayah Abdurahman. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan: Cet ke-21. (Bandung: Kaifa, 2005). Hlm. 120

[7] Hamzah B.Uno.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran: Cet ke-1. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Hlm.182

[8] M. Joko Susilo. Gaya Belajar Menjadi Makin Pintar. (Yogyakarta: Pinus,2006). Hlm.112 dan 150

[9] Adi W. Gunawan.Born To Be a Genius. (Jakarta: Grameida Pustaka Utama, 2003). Hm.130

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Tipologi Belajar Siswa

  A.            Pengertian Tipologi Belajar Tipologi mengandung dua kata yakni “Tipo” dan “Logi”, yang berasal dari “Tipe” dan “Logos”, Ti...