A. Pengertian
Pengorganisasian
Organisasi
berasal dari kata Yunani
“Organon” dan
istilah Latin ”Organum”
yang berarti alat,
bagian, anggota atau badan.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa istilah organisasi
setiap ahli mempunyai pengertian
yang berbeda-beda. hester I. Bernard mengemukakan bahwa
organisasi adalah suatu sistem
yang didalamnya terdapat aktivitas kerjasama
yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih.
Sedangkan Oliver Shelsom, John
M. Phiffner, S.
Owen Lane mereka sepakat
bahwa organisasi adalah penggabungan kerja
orang-orang atau sekelompok orang-orang
yang memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas.[1]
Pengorganisasian
merupakan proses membagi
kerja ke dalam
tugas-tugas kecil, membebankan tugas-tugas
itu kepada orang
sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya,
serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan
organisasi. Sedangkan menurut T.
Hani Handoko pengorganisasian merupakan proses dan
kegiatan untuk: 1)
penentuan sumber daya-sumber
daya dan kegiatankegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi, 2)
perancangan dan pengembangan suatu
organisasi atau kelompok
kerja yang dapat membawa
hal-hal tersebut ke
arah tujuan, 3)
penugasan tanggung jawab
tertentu, dan 4) mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada
individuindividu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal di
mana pekerjaan ditetapkan, dibagi, dan dikoordinasikan.[2]
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang
kedua dan merupakan langkah strategis untuk mewujudkan suatu rencana
organisasi. Menurut Winadi (1990) pengorganisasian ialah suatu proses pekerjaan
yang ada dibagi dalamkomponen-komponen yang dapat ditangani dan
aktivitas-aktivitas mengkoordinasikanhasil yang dicapai untuk mencapai tujuan
tertentu. Menurut Robbins (1984) pengorganisasian ialah suatu hal yang
berkaitan dengan penetapan tugas-tugas untuk dilakukan, siapa yang
melakukannya, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa yang melaporkan,
kepada siapa laporan disampaikan, dan di mana keputusan dibuat.[3]
Pengorganisasian
pendidikan Islam merupakan
segala sumber daya untuk
mengoptimalkan kemampuan masing-masing
pribadi hingga terwujud kerjasama
dalam mencapai tujuan
pendidikan Islami melalui pelaksanaan rencana. Dalam kehidupan organisasi
pendidikan Islam yang di dalamnya berisikan kumpulan sejumlah
orang, adanya pembagian
bidang pekerjaan. Pembagian
bidang pekerjaan menciptakan adanya pemimpin dan anggota di mana dengan
otoritas dan keteladanannya mempengaruhi para anggota untuk bekerja
secara sukarela dan
bersama-sama mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.[4]
B. Tujuan
Pengorganisasian
Pengorganisasian
dimaksudkan untuk
mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan dan bagaimana hubungan antar kegiatan tersebut
dalam suatu bentuk struktur organisasi atau institusi. Organisasi dalam
pandangan Islam bukan
semata-mata wadah, melainkan
lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi.
Organisasi lebih menekankan
pada pengaturan mekanisme kerja.[5]
Perencanaan dalam
manajemen tidak akan berjalan
atau berhasil tanpa adanya pengorganisasian.[6]
Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola
sedemikian rupa agar aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan
secara efisien, efektif, dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian, diantara tujuan organisasi pendidikan adalah sebagai berikut:[7]
1. Mengatasi
keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimiliki dalam mencapai
tujuan pendidikan.
2. Terciptanya
efektivitas dan efisiensi organisasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
3. Dapat
menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimiliki.
4. Menjadi
tempat pengembangan ilmu pengetahuan.
Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu: [8]
1. Membantu koordinasi,
yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan
organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasai dibutuhkan
tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada
dalam satu organisasi.
2. Memperlancar pengawasan,
yaitu dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang
berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat
ditempatkan di dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat
mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit
operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik
pula secara terpadu.
3. Maksimalisasi manfaat
spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi
kegiatan, maka dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam
pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian
dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk
dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan peserta pelatihan.
4. Penghematan biaya,
artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi.
Dengan demikian pelaku organisasi akan
selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene
menyangkut penambahan tenaga kerja yang
relatif banyak membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit
kerja sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan
nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang
berlebihan.
5. Meningkatkan kerukunan
hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian, maka masing-masing pekerja
antar unit kerja dapat bekerja saling
melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan
rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk ini
pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa
solidaritas dan berusaha menampung serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang
bersifat individual.
C. Prinsip-Prinsip
Pengorganisasian
Menurut
Roco Carzo, o asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut:[9]
1. Organisasi harus memiliki tujuan
yang jelas
Sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa tujuan yang jelas
yang benar-benar urgen bagi setiap organisasi agar terarah apa yang dicita-cita
orang-orang yang berada diorganisasi tersebut.
2. Skala Hirarki
Skala Hirarki dapat diartikan sebagai perbandingan kekuasaan
disetiap bagian yang ada. Kekuasaan yang terukur, jika jelas berapa banyak
bawahan dan jenis pekerjaan apa saja yang menjadi titik tumpu sebuah organisasi.
Artinya tidak sama antara kepala sekola dengan pembantu kepala sekolah dalam
ukuran hirarki kekuasaan. Yang hanya bisa memerintah bawahan adalah atasan. Itu
yang menjadi tolak ukur di manapun organisasi itu berdiri.
3. Kesatuan perintah/komando
Untuk sentralisasi organisasi, kesatuan perintah itu
terletak di pucuk pimpinan tertinggi. Jika disekolah, maka kepala sekolahlah
yang bisa memerintah seluruh komponen sekolah, tetapi untuk desentralisasi,
pembantu kepala sekolah atau guru yang mempunyai peran mengkomandokan bagian
kekuasaan.
4. Pelimpahan wewenang
Dalam hal
ini, ada dua pelimpahan wewenang, yakni :
a. Secara permanen yang ditandai dengan
Surat Keputusan Tetap (SK)
b. Secara sementara yang sifatna
dadakan. Contoh kepala sekolah berhalangan menghadiri undangan rapat di
Depdiknas tentang UIN, amak yang berhak menggantikan adalah PKS I yang sifatnya
sementara.
5. Pertanggung Jawaban
Dalam melakukan tugas, semua bawahan bertanggung jawab untuk
melaksanakan tugas dan hasil kerjanya. Juga bertanggung jawab atas kemajuan
organisasi kepada bawahannya. Jadi semua pihak bertanggung jawab pada setiap
apa yang dia kerjakan.
6. Pembagian pekerjaan
Pembagian Pekerjaan sangat diperlukan untuk menutupi
ketidakmampuan setiap orang untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada dalam
organisasi. Perlu adanya spesialisasi pekerjaan yang disuaikan dengan keahlian
masing-masing. Kegiatan-kegiatan itu perlu dikelompokkan dan ditentukan agar
lebih efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
7. Rentang pengendalian
Jenjang atau rentang pengendalian berkaitan dengan jumlah
bawahan yang harus dikendalikan seorang atasan. Oleh sebab itu tingkat-tingkat
kewenangan yang ada harus dibatasi seminimal mungkin sehingga tidak semua
merasa menjadi atasan.
8. Fungsional
Bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas
tugas dan wewenang nya, kegiatannya, hubungan kerjanya, serta tanggung jawabnya
dalam pencapaian tujuan organisasi.
9. Pemisahan
Prinsip pemisahan ini berkaitan dengan beban tugas individu
yang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain. Kecuali ada
hal-hal tertentu diluar kuasa manusia, misal sakit.
10. Keseimbangan
Prinsip ini berhubungan dengan keseimbangan antara struktur
organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Keseimbangan antara beban
tugas, imbalan, waktu bekerja dan hasil pekerjaan.
11. Flexibelitas
Suatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi tergantung
pada dinamika kelompok. Keseimbangan penugasan dengan imbalan perlu
diperhatikan dengan baik dalam memenuhi tujuan organisasi.
12. Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat berarti bagi sebuah organisasi. Semua
aktivitas dijalankan oleh pemimpin. Pemimpin juga bertanggung jawab atas
kemajuan dan kemunduran organisasi. Seluruh fungsi-fungsi manajemen akan
dikendalikan sepenuhnya oleh pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan dianggap
sebagai inti dari organisasi ataupun manajemen.
[1] Saefrudin, “Pengorganisasian Dalam Manajemen”, Jurnal Al-Hikmah, Vol.5 No.2 Oktober
2017, 57
[2] Fathor Rachman, “Manajemen Organisasi dan Pengorganisasian
dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadith”, Jurnal Studi Keislaman, Vol. 1
No.12 Desember 2015, 294-295.
[3] Syafaruddin, Manajemen Organisasi Pendidikan Perspektif
Sains dan Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2015), hal 83.
[4] Septuri, Konsep Manajemen Pendidikan Islam: Sebuah Analisis Aspek Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi Konsep Manajemen Pendidikan Islam, IAIN Raden
Intan Lampung, hal. 71
[5] Ibid., hal.70
[6] Saefrudin, Pengorganisasian Dalam Manajemen…., hal. 56.
[7] Didin Kurniadin & Imam
Machali, Manajemen Pendidikan Konsep dan
Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal.
241-242.
[8] http://pasinaonpls43.blogspot.com/2014/04/makalah-pengorganisasian-kegiatan.html diakses pada 4 Maret 2019.
[9] Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen
Organisasi, (Bandung : Citapustaka Media Perintis, 2011), hal. 22-24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar